Saturday, April 5, 2014

Second : Heart Of Us #5

Dari Sisi Nadie : Freak Anxiety

Someone tell me what to do
I feel like I must be a fool
For ending up right back at the start
The things that we don't comprehend
Are laughing at my mind again
I think that I think too hard
And I don't give enough credit to my heart
I'm so
Damn curious to know
And there are too
Many unanswered questions
Then we hold on to
(Curious-Holly Brook)

Berkali-kali. Berkali-kali, ku refresh sebuah laman blog pada browserku. Aku pelototi sekitar 5 menit dan laman itu menunjukkan hal sama. Belum ada jawaban dari orang itu. Orang itu, yang spesifiknya bernama Praditya E (and I really no idea what that E is for.)

Okay, aku ceritakan terlebih dahulu. Aku menemukannya. Seorang lelaki selain Erik yang mempunyai kegemaran yang sama denganku, masih seumuran dan anak fakultas kedokteran, lagi. Kredibilitasnya baik, smart, lucu, nggak suka ngetweet galau dan rajin mengerjakan tugas – jika yang dia tulis di timeline twitter nya yang syukurlah tidak di protect itu benar dan bukan pencitraan. (you never know that curious women are better researcher than FBI, aren’t you?).  Saking semangatnya aku menemukan orang tersebut, tanpa pikir panjang aku langsung men-DM nya lewat twitter, lupa bahwa jika ingin men-DM, harus saling follow terlebih dahulu. Akhirnya, aku mengirimkannya sebuah email. Email yang, sudah kukonsultasikan pada Mazaya, teman kuliahku yang lumayan dekat, tidak freak.
Kubaca lagi email yang aku kirimkan padanya lebih dari satu minggu yang lalu.

Subject : Hi !
From : Clarissa Nadie <clarissanadie@yamoo.com>
To : Not A Hero Yet <notadarksideofmine@yamoo.com>

Hi! You don’t know me, but you’ve been blog walking and u found my blog, and give me a comment. Such a pleasure for me because… yah, dispite any other people who just seeing my post on blog and never left any sign or something, you give me a comment. Err… did I like a freak for you? Hehehe… nggak biasanya juga kok aku kaya gini J maksud aku, selalu ngemail semua orang yang ngomen di blog aku. Cuma… komen kamu lucu aja. Bahkan aku nggak ngerti isinya apa :p karena judul postinganku pake bahasa jerman, bukan berarti aku bisa bahasa jerman kan? :p (thanks to google translate dan kamus bahasa jerman :p ) tapi… ya… sekali lagi, terimakasih meninggalkan jejak.
By the way, sorry for being freak stalker but… when I stalked your blog I found that you and I have something in common. If you don’t mind, could you see my website? www.gagdetfreak.com. Maybe you could help me with some advises or feed back. Thanks in advance. Senang ketemu teman yang hobinya sama.
Sincerely,
Nadie.

Kubaca lagi emailku, lagi, dan lagi. Apa aku terlihat sangat freak? Enggak, kan? Enggak, kan? Aku menutup laman tersebut bertepatan dengan handphoneku berbunyi dan menandakan ada sebuah notifikasi dari watsapp. Dari Mazaya.

Mazaya Simpati: Udah ngerjain tugas psikodiagnostika blm?
Me : Blm. Lg surfing inet dulu. Capek.
Mazaya : Yaampun. Gimance? Udah dibales sama Mas Dokter belom?
Me : Mas Dokternya lagi sibuk nyuntik kalek, emailku ndak dibales ik. Gonduk bgt dah. Tapi aku ndak freak, tho?! Ndak freak kaaaaan?!
Mazaya Simpati: Sekali lagi kamu ngomong “Aku-nggak-freak-kan” tak kethak og besok. Sudahlah, Nad. Why you bother? And… lil bit obsessed with him?

Aku tertegun. Chat dari Mazaya barusan sangat menohokku. Kenapa juga aku peduli dengan pendapat seseorang yang nggak kukenal? Dan kenapa juga aku sangat ingin dia membalas emailku yang tidak penting itu?
*
Jam di dinding menunjukkan pukul 14.35. Aku mengetukkan pulpen di meja dengan sesekali mendengus kesal. Lima menit lagi sebelum kuliah terakhirku hari ini selesai. Aku sudah tidak sabar. Mukaku sudah kucel. Lapar, kesal, bad mood dan jujur saja, PIO I alias Psikologi Industri I ini bukan mata kuliah favoritku. Handphone ku sedaritadi tidak berhenti bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Kulihat layar, kemudian meletakkannya lagi di dalam tempat pinsil. Belum ada semenit, handphone ku bergetar lagi. Aku berdecak kesal. Erik ini terlalu.

Dosenku belum kelar. Tunggu btr.
G usah miskol2 ah. Norak.
[message. Sent to : Blekuthuk]

Lama banget. Laper.
[from : Blekuthuk]

“Oke, kuliah saya akhiri. Silahkan absen.”
Aku mendesah lega. Akhirnya dosenku mengakhiri kuliahnya. Aku menepuk pundak Mazaya yang duduk di sebelahku seraya berbisik,”Za, absenin, ya? Aku udah ditunggu Erik, nih.”
Mazaya mengangguk, kemudian berlari ke depan untuk absen. Aku segera membereskan barangku dan keluar kelas. Benar saja Erik sudah berdiri tepat di depan pintu dan menyambutku dengan muka ditekuk.
Suwi banget!”omelnya.
“Bukan salahku juga dosennya lama, tho? Udah yuk, makan. Aku laper banget.”jawabku seraya mengamit lengan Erik,”yang deket aja, ya? Di Bakso Bakar? Ntar telat rapat, lagi.”
“Ya kalo telat dan dimarahin Pemred kamu lah yang tanggung.”omel Erik, masih tidak terima karena dia terlalu lama menungguku. Aku hanya diam, tidak menanggapi omelannya kalau tidak mau diomeli lebih parah lagi.
Aku dan Erik adalah salah satu reporter Gema Sakti, lembaga pers mahasiswa di universitas kami, Universitas Nussahid. Ya, aku dan Erik memang anak anti sosial yang sangat malas bergaul, apalagi berorganisasi. Namun ketentuan di universitas kami bahwa setiap mahasiswa harus mengikuti paling tidak satu organisasi kampus. Setelah menghitung kancing, akhirnya pilihan kami jatuh pada Gema Sakti tersebut. Hari Jum’at pukul 15.00 WIB adalah rapat mingguan kami. Karena rapat sering berlangsung hingga malam hari dan Mams sangat melarangku untuk pergi sendiri jika hari sudah gelap (“Mams nggak bisa bayangin kalo nanti Non dirampok terus leher Non digorok!!!”) maka dengan berat hati aku selalu meminta Erik untuk datang rapat bersama. Yang jadi masalah adalah, kelas Erik selesai satu jam lebih dulu dibanding kelasku dan dia selalu senewen ketika menungguku. Pertengkaran mengenai tunggu-menunggu ini adalah hal yang lazim bagi kami.
“Nih baksonya kutambahin punyaku, deh…”kutaruh baksoku yang paling besar ke mangkuk Erik sambil menyunggingkan senyumku yang paling manis untuk merayu Erik yang masih kesal.
“Bisa banget nyogoknya.”gerutunya, namun dimakan juga bakso yang telah kutaruh tersebut.
Aku menahan senyum dan melanjutkan makanku. Suasana hening beberapa saat karena kami sama-sama menikmati makan siang kami sebelum menjalani rapat yang super melelahkan. Kudengar Erik menyeruput jeruk hangatnya, pertanda ia sudah selesai makan.
“Non, aku mau nanya, deh.”
“Haphah?”jawabku tidak jelas karena mulutku masih penuh. Oke, mungkin detil tentang diriku yang ini sedikit menjijikkan.
“Kamu seminggu ini kayaknya aneh. Gelisah gitu. Kenapa?”
Hampir saja aku tersedak. Hubunganku dengan Erik memang fucking close sehingga kami seakan bisa membaca pikiran satu sama lain. Cuma… aku nggak mengharap Erik bisa merasakan kegelisahanku yang ini. Yang enggak penting.
“Nggak papa, kok. Capek aja, banyak tugas.”elakku.
Erik diam, menyangsikan jawabanku. Cuma pada akhirnya sepertinya ia menyerah untuk mengorekku dan hanya menepuk pundakku saja, seakan menguatkan.”Makan pelan-pelan, Non. Nggak keburu waktu. Jangan lupa minum air putih.”
Mungkin aku PMS atau apa, tapi perhatian Erik barusan membuatku sangat terharu. Juga sangat bersalah karena tidak menceritakan apa yang menggangguku seminggu belakangan. Tidak mungkin aku bercerita bahwa kegalauanku ini disebabkan karena ada orang yang bahkan aku nggak tau siapa dan nggak tau bahwa di dunia ini ada yang namanya Clarissa Nadie, tidak membalas emailku. Sorry, ya, Rik. Khusus yang ini aku simpen sendiri, ya… sama Mazaya.
*
Kuhempaskan diriku ke kasur. Ah… betapa nyamannya! Rapat kali ini berjalan sedikit alot karena banyak perdebatan antara koordinator bidang mengenai isi Issue!- newsletter milik Gema Sakti. Baru pukul 22.37 aku sampai rumah dan langsung masuk kamar saking lelahnya. Namun baru saja aku ingin memejamkan mata, handphone ku berbunyi, sebuah SMS dari salah seorang temanku yang baru saja mengirimkan email tentang tugas kelompok. Aku mendengus sebal. Nggak ngerti orang lagi capek, apa?!
Kubuka laptopku kemudian mengklik salah satu browser. Kuketik akun emailku, namun tidak kucek terlebih dahulu. Ada sesuatu yang maha penting yang harus kulakukan : scrolling twitter, melihat berita apa saja yang aku lewatkan hari ini. Kulihat sekilas ada dua mention yang masuk – belum kucek juga. Aku sedang asyik scrolling timeline. Hampir saja aku kena serangan jantung ketika kulihat sebuah foto yang kukenal muncul di timeline, sedang kultweet apalah itu nggak ngerti. Aku nggak merasa pernah follow dia atau bagaimana… dan bahkan aku ngga tau dia punya twitter… tapi kok…
Oh, dia Cuma minjam twitter adiknya. Fuh, serangan jantung mini. Kulihat tab mentionku dan… dan…
Calon Dokter Masa Depan followed you
Dan serangan jantung besar ketika kulihat email… dan dia… si @pradityaeee ini membalas emailku…

Subject : Re : Hai
From : Not A Hero Yet <notadarksideofmine@yamoo.com>
To : Clarissa Nadie <clarissanadie@yamoo.com>

Halo Nadie! Salam kenal. Wah, kirain bisa bahasa jerman. Ternyata… sama aja kaya saya, pake google translate! :p
Saya terimakasih sekali lho sudah distalking-in blognya. Dan… soundcloudnya. Kamu follow twitter saya kan? :p
Dan enggak, enggak freak, kok. Hanya enggak biasa aja. Hehe.
Satu kata buat web kamu : ANJIS KEREN. Itu gimana ceritanya bisa begituh?! Di endorse berbagai perusahaan dan bisa sampai jadi rujukan hampir semua orang kalau mau beli gadget? Wah, ternyata ini yang punya gadgetfreak?! Nggak nyangka lho, kalian masih seusia saya! (yup, I stalked you too from your other blog. You don’t mind, do you? :p). aduh… saya senang sekali deh ketemu teman yang hobinya sama.
Salam,
Panggil aja Adit.


-FLOWER-

6 comments:

  1. Haii add back ya? Makasihh:) btw, aku suka cerita jingga dan senja nya:--)

    ReplyDelete
  2. Kapan dilanjut lagi ceritanya? penasaran nih ka

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf yaa karna lama menunggu lanjutannya. hari ini part 6 nya diposting, selamat membaca :)

      Delete
  3. Kpan ni klanjutan ny sist?? Dh nungguin nii..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hari ini akan diposting lanjutannya. maaf yaa lama menunggu huhu . selamat membaca :)

      Delete