Ari melepaskan bibirnya dari kening
Tari. Mereka saling menatap, melihat jendela jiwa masing-masing, mencoba
menyusuri kedalamannya. Kedua tatapan itu tak terdefinisi. Ada permohonan untuk
tetap tinggal sekaligus binar lelah menghadapi kenyataan. Namun satu yang
jelas, ada jelaga yang nampak disana. Pekat terlihat begitu nyata.
Sunday, September 29, 2013
Wednesday, September 25, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #14
Sudah dua jam Ridho merebahkan diri di kasur empuknya, namun tetap saja matanya tak dapat terpejam. Pikirannya masih saja berlarian pada Ata dan Ari.
Fakta yang terkuak dari hasil mendekati Ata ternyata begitu mengejutkan. Jika saat bersama Ari, ia hanya diberitahukan secuil saja informasi mengenai kehidupan masalalunya, mengetahui sepotong kenangan tersebut dari Ata semakin membuatnya memaklumi tingkah kembar tersebut.
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #14
Sudah dua jam Ridho merebahkan diri
di kasur empuknya, namun tetap saja matanya tak dapat terpejam. Pikirannya
masih saja berlarian pada Ata dan Ari.
Fakta yang terkuak dari hasil
mendekati Ata ternyata begitu mengejutkan. Jika saat bersama Ari, ia hanya
diberitahukan secuil saja informasi mengenai kehidupan masalalunya, mengetahui
sepotong kenangan tersebut dari Ata semakin membuatnya memaklumi tingkah kembar
tersebut.
Tuesday, September 24, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #13
“Pake gue buat
ngelindungin Tari, Ga. Gue sekarang berdiri di posisi yang sama dengan Tari,
bahkan lebih.”
Kata-kata Gita
terngiang-ngiang dalam benak Angga seperti kaset yang direwind dan selalu memutar hal yang sama. Angga tercenung,
pikirannya berkecamuk.
Sunday, September 22, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #12
Ucapan itu terdengar seperti permintaan polos, namun
dengan seribu makna terkandung di dalamnya.
Tapi... Permintaan itu berhasil membuat mulut Gita
membuka lebar. Dikerjap-kerjapkan matanya berkali-kali. Siapa tau ini semua
hanya mimpi. Siapa tau ini semua bagian dari khayalannya.
Tuesday, September 17, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #11
Sudah tiga hari ini Ata mengamatinya. Ia suka warna
biru. Rambut hitam legam sepinggangnya selalu diurai dan dipakaikan bando, jika tidak dikepang rapi. Orangnya sedikit
kikuk dan pendiam. Mungkin karena hal itu ia tidak punya teman dekat,
setidaknya begitu sepengetahuan Ata yang tidak pernah melihat gadis itu bersama
orang lain – hanya dia sendiri. Meski begitu, gadis yang diamati Ata selama tiga hari ini
mempunyai senyum yang luar biasa manis, yang sanggup membuat Ata tertegun
beberapa detik.
Sunday, September 15, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #10
Untuk kedua kalinya di hari ini, Tari melangkahkan
kaki di rumah sakit tempat Ari dirawat. Tangannya memegang kantung plastik
berisi buah-buahan segar.
Sejujurnya, dalam perjalanannya kali ini pikiran Tari
justru sedang sangat kusut. Sikap Ata, peringatan dari Angga, ancaman Vero, dan
terakhir... Ridho.
Tuesday, September 10, 2013
First: Fanfic of Jingga dan Senja Series #9
Tap… Tap… Tap…
Derap suara sepatu yang berirama seperti barisan
tentara membuat orang-orang menoleh ke sumber suara. Siapa, sih, yang lebay
sekali cara berjalannya? Memangnya latihan paskibraka? Namun ketika menoleh…
langsung semua menyingkir, memberi jalan pada sepatu berderap itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)